Pendahuluan
Istilah “sufi” atau “tasawuf” tentu
sangat dikenal di kalangan kita, terlebih lagi di kalangan masyarakat awam,
istilah ini sangat diagungkan dan selalu diidentikkan dengan kewalian,
kezuhudan dan kesucian jiwa. Bahkan mayoritas orang awam beranggapan bahwa
seseorang tidak akan bisa mencapai hakikat takwa tanpa melalui jalan tasawuf.
Opini ini diperkuat dengan melihat penampilan lahir yang selalu ditampakkan
oleh orang-orang yang mengaku sebagai ahli tasawuf, berupa pakaian lusuh dan
usang, biji-bijian tasbih yang selalu di tangan dan bibir yang selalu bergerak
melafazkan zikir, yang semua ini semakin menambah keyakinan orang-orang awam
bahwasanya merekalah orang-orang yang benar-benar telah mencapai derajat wali
(kekasih) Allah ta’ala








